5 Mainan Legendaris yang Bisa Bikin Anak 90-an Larut dalam Nostalgia!

Mainan Anak 90-an. Halo kembali lagi bersama dengan mimin di dalam blog duludankini.com ya. Berbeda dengan artikel-artikel sebelumnya, kali ini mimin bakal membahas sesuatu yang berbeda dibandingkan sekedar membahas personal seorang artis. Kali ini, mimin coba menghadirkan bahasan baru, soal mainan.

Ya, mimin ingin mengajak kamu larut dalam nostalgia, dan mengingat kembali mainan-mainan legendaris, yang dulu, mungkin semasa kecil sering banget bikin kita tertawa bersama teman-teman. Atau, bahkan mungkin kita sempat merengek ke orang tua biar bisa dibeliin mainan-mainan legendaris itu.

Nah, di sini, mimin akan membahas 5 dari banyak mainan legendaris, yang mungkin masih membekas di ingatan kamu semua. Tenang saja, ini akan jadi konten part pertama dari banyak part lainnya, yang membahas tentang mainan legendaris anak 90-an.

Penasaran apa saja?. Simak baik-baik artikel ini ya!.

1. Boneka Kertas

Mainan Legendaris Anak 90an, Boneka Kertas untuk Anak Perempuan

Sumber: Tgrcampaign.com

Mainan pertama yang akan mimin bahas di sini adalah Boneka Kertas. Dari gambar dan juga modelnya saja, kamu pasti sudah tahu bahwa mainan satu ini, diperuntukan untuk anak perempuan. Inti dari permainan ini sih sederhana, yakni bongkar pasang karikatur yang terbuat dari kertas.

Bagian yang paling seru dari mainan Boneka Kertas ini adalah menemukan pakaian yang pas untuk karakter boneka yang ada. Jadi, jauh sebelum generasi sekarang mengetahui istilah mix and match, generasi 90-an sudah lebih dulu akrab dengan itu lho!, ehehe.

2. Kapal Tek-Tek

Kapal Tek Tek, Mainan Legenda untuk Menyambut Kemerdekaan Indonesia

Mainan legendaris anak 90-an berikutnya adalah Kapal Tek-Tek. Kenapa disebut Kapal Tek-Tek karena memang ketika kapal dinyalakan, akan keluar bunyi "Tek-Tek". Kapal Tek-Tek ini sendiri biasanya banyak dijual menjelang hari Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus.

Untuk bisa memainkannya, kita cukup membakar sumbu lilin yang berada di belakang kapal, lalu menaruhnya ke dalam baskom besar berisikan air. Biarkan kapal itu mengapung ke sana mari sambil "bernyanyi", Tek, Tek, Tek, Tek, ehehe.

3. Plastisin

Sumber: Parto.id

Berikutnya adalah plastisin. Bisa dibilang bahwa plastisin adalah versi miskinnya dari Play Doh, dan menjadi favorit untuk banyak anak-anak di era 90-an. Mainan ini, bisa digunakan untuk memancing daya kreatif dari anak. Dari plastisin, mereka bisa membuat apa saja, seperti membuat replika binatang, bangunan atau segala macam.

O iya, mainan satu ini bahkan sering dijadikan sebagai media pembelajaran untuk anak-anak dulu, saat mereka menjalani mata pelajaran kesenian di Sekolah Dasar lho!.

4. Balon Tiup

Balon Tiup, Mainan Anak 90an

Ya, balon tiup. Mainan sederhana yang mungkin sekarang masih ada yang menjualnya, tapi tidak sebanyak era sebelum game mobile menyerang. Harganya murah, dan cara memainkannya pun gampang. Cukup dengan meniup ujung sedotan kecil yang terhubung ke bahan gelembung, dan seketika balon akan membesar.

Biasanya dulu mimin sering lihat teman-teman mimin meniup balon ini, dan mencari siapa yang balonnya paling besar. Kalau diingat-ingat lagi, lucu banget ya masa lalu kita sebagai generasi 90-an.

5. Kelereng

Ini Gundul yang Teman-Teman, Bukan Gundu

Ehehe..Ini Gundul Bukan Gundu

Mainan legendaris anak 90-an terakhir yang akan mimin bahas adalah kelereng. Kita bisa menyebutnya juga sebagai mainan gundu. Inti dari permainan kelereng ini adalah akurasi. Mereka yang memegang kelereng, harus dapat melemparkan dan mengenai target kelereng yang berbeda.

Ada banyak jenis permainan dari kelereng ini. Dimulai dari kelereng lingkaran, segitiga, lubang, garis, balap kelereng, ganjil genap, dan lain-lain. Kelereng ini sendiri terdiri dari banyak jenis, yang paling favorit sih, kelereng glow in the dark.

Semoga informasi yang mimin berikan ini dapat menghibur. Ada komentar terkait mainan legendaris yang dulu semasa kecil suka banget kamu mainkan?. Silahkan berikan jawabannya di kolom komentar ya!.

Andri Marza Mei 11, 2025 2 Komentar